PASAR SENGGOL, SURGANYA KULINER TEMPO DULU Part 2

 

       Pada postingan sebelumnya (Pasar Senggol, Surganya Kuliner Tempo Dulu Part 1), saya telah menceritakan tentang sejarah Pasar Senggol Bangoal dan beberapa jajanan tradisionalnya. Kali ini, saya akan melanjutkan bercerita tentang aneka kuliner tempo dulu yang ada di Pasar Senggol Bangoan.

1.      Ireng – ireng

Gambar 1. Ireng-ireng

 

Ireng-ireng merupakan jajanan tradisional yang dibuat dengan bahan dasar tepung singkong (tapioka). Nama jajanan ini sesuai dengan warnanya yang memang ireng (hitam, Bahasa Jawa). Tapi para konsumen tak perlu khawatir, sebab warna hitam pada makanan ini diperoleh dari bahan-bahan alami sehingga aman bagi kesehatan. Adapun bahan-bahan untuk membuat ireng-ireng adalah 1 kg tepung tapioka, 1,5 liter air, 100 gram merang (bakar kemudian tumbuk), 300 gram gula pasir, garam secukupnya, dan daun pisang untuk membungkus. Sebagai pelengkap penyajian, siapkan parutan kelapa secukupnya dan 100 gram gula merah (larutkan hingga berbentuk seperti sirup)

Langkah-langkah pembuatan ireng-ireng adalah sebagai berikut :

a. Rebus air bersama merang yang telah dibakar dan ditumbuk. Jika air telah mendidih, angkat lalu saring.

b. Aduk tepung tapioka bersama 300 gram gula pasir dan garam secukupnya. Tuang air merang kedalam campuran tepung ini sambil diuleni hingga rata.

c.  Adonan tepung bercampur air merang ini kemudian dibungkus dengan daun pisang hingga seluruh adonan habis. Bungkusan adonan ini kemudian dikukus hingga matang kurang lebih selama 30 menit.

d.  Setelah matang, ireng-ireng dibiarkan hingga agak dingin, baru setelah itu dipotong-potong.

e.  Ireng-ireng biasanya disajikan dengan parutan kelapa dan larutan gula merah

 

2.      Gatot

Gambar 2. Gatot

 

Sekarang, jajanan gatot ini mulai jarang ditemukan di pasaran. Hal ini mungkin dikarenakan proses pembuatannya yang lama dan harga jualnya yang dinilai kurang menguntungkan.

Gatot terbuat dari gaplek (singkong yang dikeringkan). Oleh karena itulah, sebelum membuat gatot, siapkan dulu gapleknya. Ada dua jenis gaplek, yakni gaplek yang berwarna hitam dan gaplek yang berwarna putih. Gaplek hitam diperoleh dari proses fermentasi jamur dan bakteri. Untuk membuat gaplek hitam ini, singkong dibiarkan diluar rumah, baik siang, malam, panas, ataupun hujan. Jenis gaplek inilah yang banyak digunakan untuk membuat gatot. Sementara itu, gaplek putih diperoleh dari singkong yang dijemur namun tidak sampai mengalami fermentasi sehingga hasilnya bersih. Gaplek putih ini banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tiwul atapun tepung singkong.

Untuk membuat gaplek hitam untuk gatot, singkong terlebih dulu dikupas kemudian dipotong kecil-kecil agar cepat kering. Jika ada daging singkong yang berwarna biru, sebaiknya dibuang, karena singkong seperti ini biasanya beracun. Potongan-potongan singkong ini direndam dalam air dan dicuci hingga bersih.

Potongan singkong kemudian dileletakkan di anjang (anyaman bambu) dan dijemur di bawah sinar matahari langsung. Jika hari tidak hujan, sebaiknya singkong disiram secara merata setiap pagi. Penyiraman ini tidak sampai membuat singkong terlalu basah. Penjemuran dilakukan selama 5 sampai 7 hari. Setelah singkong berubah menjadi kehitaman dan teksturnya menjadi kering, gaplek ini bisa diangkat dan disimpan. Singkong dalam bentuk gaplek ini tahan lama sehingga tidak perlu buru-buru mengolahnya.

Beberapa orang mungkin enggan mengonsumsi gatot dengan alasan kurang higienis dan khawatir akan adanya bakteri. Sebenarnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan, sebab fermentasi jamur pada gaplek hitam akan membuat pati singkong lebih mudah dicerna selama tidak ada zat berbahaya yang menempel pada gaplek selama proses pengeringan. 

Adapun bahan yang diperlukan dalam pembuatan gatot adalah 500 gram gaplek hitam, setengah butir kelapa yang diparut, gula pasir dan garam secukupnya

Langkah awal pembuatan gatot adalah dengan merendam gaplek kering dalam air selama sehari semalam. Setelah gaplek menjadi agak lunak dan teksturnya terlihat kenyal, angkat dan tiriskan. Setelah dipotong kecil-kecil, gaplek kemudian dikukus hingga matang selama kurang lebih 30 menit. Jika menginginkan gatot yang berasa manis, maka dalam proses pengukusan ini ditambahkan gula pasir sesuai selera. Setelah matang, gatot siap dihidangkan dengan tambahan kelapa parut di atasnya.

 

3.      Thiwul

Gambar 3. Thiwul

 

Thiwul adalah makanan tradisional yang terbuat dari singkong dan  bentuknya mirip nasi. Thiwul telah menjadi makanan pokok sebelum kemudian berganti dengan nasi. Sekarang hanya beberapa daerah saja yang masih terbiasa mengonsumsi thiwul, diantaranya adalah daerah Gunung Kidul Yogyakarta. Thiwul kini banyak dijual di pasar-pasar tradisional sebagai salah satu jajanan, bukan lagi sebagai makanan pokok.

Jika ingin membuat thiwul, bahan-bahan yang diperlukan adalah 350 gram gaplek, 150 gram gula merah, 350 ml air , dan daun pisang secukupnya. Sebagai pelengkap penyajian siapkan 200 gram kelapa parut, 2 lembar daun pandan (diikat simpul), dan garam secukupnya.

Adapun cara membuat thiwul adalah sebagai berikut :

a.  Gaplek ditumbuk hingga menjadi seperti tepung. Kemudian percikkan sedikit air, lalu tumbuk lagi sampai didapatkan butiran kecil-kecil. Sisihkan.

b.  Panaskan dandang atau kukusan, jangan lupa alasi dengan daun pisang.

c.  Masukkan butiran gaplek ke dalam dandang.

d. Tambahkan gula merah yang telah diserut ke atas gaplek secara merata.

e. Kukus gaplek selama kurang lebih satu jam kemudian angkat.

f.  Kukus parutan kelapa bersama dengan daun pandan dan sedikit garam selama 15 menit.

g. Thiwul siap dihidangkan bersama parutan kelapa di atasnya.


Resep di atas adalah resep thiwul manis. Jika menghendaki thiwul yang tidak manis, tinggal menghilangkan gulanya. Thiwul yang tidak manis mengandung kalori yang lebih rendah daripada nasi sehingga cocok bagi penderita diabetes. Apalagi sekarang telah tersedia tepung thiwul instan sehingga kita tidak perlu repot-repot menumbuk gaplek.

Dalam penyajiannya, thiwul dapat dinikmati secara langsung dengan ditambah taburan parutan kelapa, maupun dikombinasikan dengan sayur lodeh, urap-arap, dan rempeyek gerih pethek (ikan asin kecil)

 

4.      Lopis

Gambar 4. Lopis


Lopis adalah jajanan tradisional yang terbuat dari ketan. Diduga, makanan ini berasal dari Betawi. Namun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, jajanan ini kerapkali muncul dalam acara syukuran sebagai simbol kerukunan.

Untuk membuat lopis diperlukan 1 kg beras ketan, seperempat butir kelapa yang diparut, 200 gram gula merah, dan garam secukupnya.

Proses pembuatan lopis dimulai dengan memasak ketan hingga setengah matang kemudian membungkusnya dengan daun pisang berbentuk bulat memanjang seperti lontong. Bungkusan ketan ini kemudian dikukus hingga matang sekitar 45 menit. Sementara itu, gula merah direbus hingga menjadi larutan kental yang nantinya akan digunakan sebagai pelengkap dalam penyajian lopis. Setelah lopis matang, diamkan hingga agak dingin, iris-iris setebal 1 cm dan lopis siap disajikan dengan taburan kelapa parut dan larutan gula merah di atasnya.

 

5.      Utri

Gambar 5. Utri

 

Satu lagi jajanan tradisional yang terbuat dari singkong adalah utri. Rasanya yang manis dan gurih sangat tepat disantap saat masih hangat bersama secangkir teh. Di beberapa daerah utri disebut juga dengan nama lemet.

Adapun bahan yang diperlukan untuk membuat utri adalah 1 kg singkong. Usahakan untuk memilih singkong yang baik agar rasa utri yang dihasilkan tidak pahit. Bahan yang lainnya adalah setengah butir kelapa yang masih agak muda, dan kelapa yang dihilangkan kulit luarnya kemudian diparut memanjang. Untuk memberikan rasa manis, siapkan 250 gula merah yang disisir. Sebagai pembungkusnya, digunakan daun pisang.

Proses pembuatan utri diawali dengan mengupas singkong yang telah disiapkan, kemudian mencucinya hingga bersih. Singkong diparut hingga halus dan dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah yang teah disisir. Campuran ini kemudian dibungkus dengan daun pisang dan disemat lidi. Bungkusan ini kemudian dikukus hingga matang kurang lebih selama setengah jam. Utri pun siap dihidangkan, dapat disantap langsung, maupun dinikmati dengan pelengkap parutan kelapa.

 

6.      Grontol

Gambar 6. Grontol

 

Grontol adalah jajanan tradisional yang berbahan dasar jagung dengan campuran kelapa parut. Makanan ini mungkin kurang populer bagi anak-anak zaman sekarang. Mereka lebih mengenal makanan sejenis yang dijual di pusat-pusat perbelanjaan modern. Jajanan modern ini juga terbuat dari jagung manis yang dipipil kemudian ditambahkan toping di atasnya seperti keju, margarine, mayonais, atau saus sambal. Padahal mungkin ide pembuatan jajanan modern ini juga berasal dari grontol.

Untuk melestarikan budaya leluhur, ada baiknya mengenalkan makanan tradisional seperti grontol kepada anak-anak sekarang. Karena selain rasanya yang enak, kandungan gizinya pun cukup tinggi. Harga bahan baku dan proses pembuatannya pun tidak terlalu sulit.

Bahan yang diperlukan untuk membuat grontol adalah 1 kg jagung manis yang sudah dipipil, setengah sendok makan kapur sirih, dan garam secukupnya. Sebagai pelengkap penyajian, siapkan setengah butir kelapa yang diparut kemudian dikukus bersama sedikit garam.

Proses pembuatan grontol dimulai dengan mencuci jagung hingga bersih kemudian merebusnya bersama dengan kapur sirih hingga jagung sedikit merekah. Angkat jagung yang telah setengah merekah ini, kemudian tambahkan air dan rebus kembali jagung hingga merekah dengan sempurna. Setelah seluruh jagung merekah, matikan kompor dan diamkan jagung dalam panci. Untuk menyajikan grontol, ambil sejumlah rebusan jagung, letakkan dalam wadah kemudian campur rata dengan kelapa parut.

 

7.     Sawut

Gambar 7. Sawut

 

Sawut adalah jajanan tradisional yang mirip dengan gethuk,  hanya saja sawut bertekstur agak kasar. Bahan dasarnya pun sama-sama dari singkong. Di beberapa tempat, sawut disebut juga growol.

Untuk membuat sawut diperlukan 500 gram singkong, 200 gram gula merah, satu lembar daun pandan, garam dan vanili secukupnya. Sementara itu sebagai pelengkap penyajiannya, siapkan 100 gram kelapa parut yang telah dikukus bersama dengan daun pandan dan garam secukupnya.

Tahapan awal pembuatan awal adalah mengupas singkong kemudian mencucinya hingga bersih. Singkong ini kemudian diparut kasar dengan parutan khusus sawut. Setelah diparut, tambahkan gula merah yang telah disisir, garam dan vanili secukupnya sambil diaduk hingga rata. Campuran ini kemudian dikukus hingga matang selama kurang lebih 15 menit. Untuk menambahkan aroma sedap, selama pengukusan dapat ditambahkan daun pandan. Setelah matang, sawut siap dihidangkan dengan taburan parutan kelapa atau bubuk kedelai. Sawut akan terasa lebih nikmat disantap saat dalam keadaan hangat.

 

8.      Klepon

Gambar 8. Klepon

 

Klepon adalah jajanan tradisional yang cukup populer hingga sekarang dan digemari mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Kini, klepon telah dimodifikasi baik dari segi bahannya, isinya, maupun warnanya. Teksturnya yang kenyal dan bentuknya yang bulat, membuat klepon semakin diminati.

Berikut ini akan disajikan resep klepon yang masih original untuk 60 butir. Bahan utama dalam pembuatan klepon adalah 450 gram tepung ketan, 50 gram tepung beras, satu lembar daun pandan, gula merah, garam air, dan pasta pandan secukupnya. Sebagai pelengkap penyajian, siapkan kelapa parut secukupnya.

Langkah pertama pembuatan klepon adalah membuat adonannya. Adonan klepon terbuat dari campuran tepung ketan, tepung beras, dan pasta pandan. Masukkan air sedikit demi sedikit kedalam campuran tepung sambil adonan diuleni (diaduk dengan tangan) hingga kalis dan mudah dibentuk. Adonan ini kemudian dibentuk bulat-bulat kecil dan dipipihkan untuk memasukkan isi berupa gua merah yang telah disisir. Gula merah ditutup kembali dengan adonan dan dibentuk bulat kembali. Langkah ini diulangi hingga seluruh adonan habis.

Setelah seluruh adonan terbentuk menjadi bulatan-buatan kecil, panaskan air dalam panci dengan api sedang hingga mendidih. Jika air sudah mendidih, masukkan bulatan-buatan klepon dan rebus hingga klepon mengapung ke permukaan. Jika klepon sudah mengapung, tandanya klepon telah matang dan dapat diangkat dan ditiriskan. Hidangkan klepon dengan taburan kelapa parut di atasnya selagi masih hangat.

 

9.      Kue Mata Roda 

Gambar 9. Kue Mata Roda

 

Sesuai dengan namanya, kue ini berbentuk bundar seperti roda dengan isian buah pisang ditengahnya. Makanan ini dapat dibuat dari singkong maupun ubi. Rasanya yang manis, teksturnya yang kenyal, bentuknya yang unik, dan warnanya yang beraneka, membuat jajanan ini banyak digemari oleh anak-anak.

Adapun bahan-bahan untuk membuat kue mata roda adalah sebagai berikut 2 kg singkong (parut, peras, dan buang airnya), setengah butir kelapa (buang kulit luarnya, parut lalu kukus), 3 buah pisang nangka atau bisa diganti dengan 13 buah pisang kapok, 200 ml santan, 150 gr gula pasir, garam, vanili, dan pasta pandan secukupnya, serta daun pisang dan lidi secukupnya untuk membungkus.

Langkah-langkah pembuatan kue mata roda adalah sebagai berikut :

a.   Campurkan singkong, santan, garam, vanili, dan gula

b. Ambil daun pisang yang telah dilayukan, letakkan singkong parut di atas daun, ratakan sedikit kemudian letakkan pisang di atasnya dan tutup kembali dengan parutan singkong hingga pisang tertutup

c. Bungkus campuran singkong dan pisang tersebut dengan daun pisang dan sematkan dengan lidi.

d.   Kukus bungkusan singkong dan pisang dalam dandang hingga matang lebih kurang selama 30 menit. Setelah matang, angkat dan dinginkan

e.  Potong-potong kue mata roda sesuai selera dan sajikan dengan taburan kelapa parut di atasnya

 

10.  Punten

Gambar 10. Punten

 

Punten adalah makanan tradisional berbahan dasar beras yang rasanya gurih. Punten biasanya disajikan dengan pecel. Untuk membuat punten, diperlukan 300 gram beras, ½ buah kelapa parut yang diambil santan kentalnya, daun salam, dan garam secukupnya.

Mula-mula beras dicuci bersih kemudian dikukus hingga punel (kira-kira 15 menit), sisihkan. Selanjutnya rebus santan dengan daun salam dan garam secukupnya. Aduk-aduk jaga jangan sampai santan pecah. Setelah dirasa cukup, masukkan beras yang sudah dikukus tadi dan aduk pelan-pelan hingga santan meresap. Setelah santan meresap, beras dikukus lagi sampai matang seperti nasi. Nasi ini kemudian diletakkan dalam wadah plastik atau cetakan untuk ditumbuk sampai halus dan padat. Punten pun siap untuk dihidangkan. Tapi untuk dapat mengirisnya, punten perlu ditunggu hingga dingin agar tidak pecah-pecah saat diiris.

Dalam penyajiannya, punten biasanya dipadukan dengan pecel. Pecel adalah makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya yang dicampur dengan aneka sayuran yang telah direbus. Sayuran yang biasa digunakan dalam pecel adalah kangkung, kobis, kacang panjang, tauge (kecambah), kembang turi, kenikir, daun singkong, daun pepaya, dll. Untuk sambal pecelnya, sekarang sudah banyak dijual sambal pecel instan di toko-toko ataupun supermarket. Namun jika kita ingin membuatnya sendiri, bahan dan proses pembuatannya tidaklah terlalu sulit.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambal pecel adalah 500 gram kacang tanah, 50 gram cabe rawit, 50 gram cabe keriting, 125 gram gula merah, 25 gram gula pasir, 3 siung bawang putih, 10 lembar daun jeruk, 1 bungkus kecil asam, dan garam secukupnya.

Proses pembuatan sambal pecel dimulai dengan menggoreng kacang tanah hingga kecoklatan. Bawang putih dan cabe juga digoreng hingga layu. Kemudian seluruh bahan dicampur dan ditumbuk hingga halus, jadilah sambal pecel yang nikmat.

Dalam penyajiannya, punten diiris-iris kecil, kemudian sayur-sayuran yang telah direbus diletakkan diatasnya, dan dituangi sambal pecel yang telah dicairkan dengan air. Rasanya sungguh menggoda selera.

  

11.  Ampok

Gambar 11. Ampok

 

Ampok adalah makanan tradisional yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Makanan ini terbuat dari jagung, biasanya jagung yang sudah tua dipipil dan digiling menyerupai beras. Ampok sudah sangat umum di kalangan masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur, Flores, Sumbawa, dan Flores. Ampok ini awalnya dibuat sebagai pengganti nasi putih dikarenakan pada zaman dahulu bagi kalangan menengah ke bawah banyak yang kesulitan membeli beras.

Untuk membuat Ampok cukup mudah. Cukup menyiapkan 300 gram beras jagung dan 1,5 liter air. Apabila menghendaki, beras jagung ini dapat dicampur dengan beras (dari padi) dengan perbandingan beras dengan beras jagung adalah 3 : 1.

Proses pembuatan ampok diawali dengan merendam beras jagung selama dua jam, kemudian memasak beras jagung tersebut kedalam 1,5 liter air hingga airnya habis. Langkah selanjutnya adalah mengukusnya hingga matang selama kurang lebih 45 menit. Ampok pun siap disajikan. Ampok dapat dinikmati bersama urap sayuran, sayur lodeh tahu tempe, ikan asin goreng tepung, bakwan jagung, dan sambal bajak.

Meskipun sederhana, ampok memiliki kandungan nutrisi yang baik, bahkan lebih tinggi daripada beras. Adapun kandungan nutrisi yang terdapat dalam 100 gram ampok adalah :

 Selain mudah membuatnya, ternyata ampok memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain enak, ampok juga dikenal kaya akan phytochemical  dan dapat memberikan perlindungan tubuh dari beberapa penyakit kronis. Berikut adalah beberapa manfaat dari ampok :

a.   Sumber Energi

Ampok berbahan dasar jagung sehingga kaya akan kalori. Tiap 100 gram ampok, terkandung 345 kalori.

b.   Mengatasi gangguan pencernaan

Ampok mengandung serat sekitar 18,4% dari jumlah yang disarankan dikonsumsi oleh manusia setiap hari. Serat dapat merangsang gerak peristaltik usus dan merangsang produksi asam lambung dan empedu. Hal ini menyebabkan ampok dapat mengurangi berbagai gangguan pencernaan seperti wasir, sembelit, dan diare.

c.   Mencegah penyakit kardiovaskular

Kandungan lemak dalam ampok yang relatif rendah dipercaya mampu mengurangi kolesterol dalam tubuh yang pada akhirnya dapat mengurangi kemungkinan tersumbatnya arteri, menurunkan tensi (tekanan darah), serta mengurangi resiko serangan jantung dan stroke. 

d.  Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Ampok juga mengandung beta-karoten yang merupakan sumber vitamin A. vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

e.  Menurunkan resiko kanker

Kandungan serat dalam ampok mampu menurunkan resiko terjadinya kanker usus besar. Selain itu, dalam ampok juga kaya akan kandungan asam fenolik, yang menjadi agen anti kanker. Dimana senyawa ini telah terbukti efektif dalam memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker hati. Kandungan anthocyanin yang terdapat dalam ampok juga mampu memerangi radikal bebas yang menjadi pemicu penyebab kanker.

f.     Mencegah anemia

Kandungan zat besi dalam ampok dapat mampu membantu produksi sel-sel darah merah dalam tubuh sehingga akan mengurangi resiko anemia.

g.    Menjaga kesehatan tulang

Kandungan kalsium, fosfor, dan magnesium dalam ampok dapat menjaga kesehatan tulang, mengatur pertumbuhan tulang, serta meningkatkan kekuatannya.

h.   Menjaga fungsi ginjal

Kandungan mineral dalam ampok sangat penting untuk menjaga kinerja organ ginjal agar tetap dalam kondisi normal.

i.    Baik untuk wanita hamil

Ampok mengandung asam folat yang sangat penting bagi pertumbuhan janin. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan cacat janin dan penurunan berat bayi saat dilahirkan. Mengonsumsi nasi jagung juga dapat memperlancar produksi ASI.

j.    Menjaga kesehatan mata

Kandungan senyawa karotenoid yang terdiri dari luthein dan zeaxanthin yang memberikan pigmen warna kuning pada jagung sangat berguna untuk menjaga mata agar tetap sehat. Senyawa ini diperlukan untuk menghindari katarak, maupun gangguan penglihatan lainnya.

k.  Melancarkan buang air kecil

Jagung memiliki sifat diuretik yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada saluran kemih, serta dapat mengobati asam urat dan mencegah gangguan batu ginjal. Menurut Wikipedia, diuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat atau penyebab naiknya laju urinasi. Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air.

l.    Baik bagi penderita diabetes

Salah satu hal yang membedakan ampok dengan nasi putih adalah kandungan karbohidrat yang ada di dalamnya. Nasi putih mengandung karbohidrat sederhana, sedangkan ampok mengandung karbohidrat kompleks. Saluran pencernaan manusia mencerna karbohidrat kompleks secara lambat sehingga kadar gula dalam tubuh manusia akan mengalami kenaikan secara lambat pula. Hal ini menyebabkan ampok membuat rasa kenyang bertahan lebih lama, sehingga makanan yang berbahan dasar jagung sangat sesuai bagi penderita diabetes ataupun orang-orang yang sedang melakukan diet untuk menurunkan berat badan.

Selain itu, jagung mengandung phytochemical fenolik yang dapat membantu mengelola NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dan mengatur penyerapan dan pelepasan insulin dalam tubuh.

Dengan mengetahui beberapa manfaat dari ampok seperti tersebut di atas, dan mengingat rasanya yang nikmat dan proses pembuatannya yang sederhana, maka tidak ada salahnya mencoba ampok sebagai makanan alternatif pengganti nasi putih.

  

A.      Prospek Pasar Senggol Bangoan

Seiring berjalannya waktu, Pasar Senggol Bangoan semakin bertambah ramai, jumlah pedagang semakin banyak, dan jenis barang yang diperjualbelikan semakin beragam. Suasana pasar kini semakin bersih, tertata dan sehat. Bahkan pada tahun 2012 silam, Pasar Senggol Bangoan sempat mewakili Kabupaten Tulungagung dalam ajang lomba Pasar Desa Tingkat Jawa Timur dan berhasil meraih juara kelima dalam hal penataan dan kebersihan.

Kini Pasar Senggol Bangoan semakin berkembang menjadi pusat perekonomian warga. Jumlah pedagang tetap telah mencapai 117 orang dengan sewa los per tahunnya sebesar Rp 400.000,00. Satu los ini dapat ditempati oleh 2 sampai 4 pedagang. Selain membayar sewa tahunan, para pedagang dikenai retribusi sebesar Rp 2.000,00 setiap mereka berjualan pada hari Ahad pagi dan Rp 1.000,00 pada selain hari Ahad.

Melihat perkembangan pasar yang signifikan ini, pemerintah desa pun berupaya memperluas area pasar dengan memanfaatkan tanah bengkok desa yang mencapai 7 bau. (1 bau = 500 ru, 1 ru = 14 m2). Pemerintah desa juga memberikan izin kepada UMKM untuk memasarkan produk mereka di Pasar Senggol Bangoan ini. Sehingga kini, akan dijumpai beraneka produk UMKM seperti produk konveksi, produk pande besi (menjual aneka pisau dan perlengkapan pertanian), bibit tanaman, dan sudut pasar yang berisi aneka permainan anak.

       

Gambar 12. Stan Konveksi


 

Gambar 13. Stan Pande Besi


Gambar 14. Stan Bibit Tanaman

 

Gambar 15. Area Permainan Anak


 

Pada tanggal 26 Nopember 2017 yang lalu, Pasar Senggol Bangoan telah diresmikan dengan nama baru Pasar Minggu Pagi Bangoan melalui serangkaian acara kesenian yang semarak seperti jaranan, reog, dan lain-lain.


Gambar 16. Kesibukan Pedangang di Pasar Senggol


Kini, kondisi Pasar Senggol Bangoan Tulungagung semakin luas dan ramai. Para pedagang semakin tertata berdasarkan jenis dagangannya, tempat parkir yang lebih luas, rapi dan aman, serta fasilitas penunjang seperti toilet juga semakin terawat. Keberadaan Pasar Senggol sebagai pusat kuliner tempo dulu yang lengkap, sangat layak dikunjungi dan dapat dijadikan referensi bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Kabupaten Tulungagung. Jangan ragu, Ayo ke Tulungagung...

Posting Komentar

0 Komentar