PASAR SENGGOL, SURGANYA KULINER TEMPO DULU Part 1

A.      Sejarah Pasar Senggol

Hari Ahad ini, kebetulan saya berkesempatan jalan-jalan ke Pasar Senggol Bangoan Tulungagung. Suasananya sudah banyak berubah sejak terakhir kali saya membuat liputan tentang pasar ini, tiga tahun yang lalu. Pasar semakin luas dan ramai. Pintu gerbangnya semakin cantik dengan gapura dan taman bunga yang indah. Melihat itu semua, hati ini tertarik untuk kembali memposting tulisanku tiga tahun yang lalu, yang sebenarnya sudah terbit dalam buku "Tulungagung dalam Rasa". OK, check it out...

Membaca namanya yang unik mungkin akan terbayangkan bagaimana suasana pasar ini. Ya, ini bukan arena konser musik, dimana para pengunjungnya bisa saling senggol. Nama pasar senggol mungkin lahir karena suasananya yang selalu ramai oleh pengunjung, sehingga para pengunjung dapat saling bersenggolan baik secara fisik maupun dengan bertegur sapa.

Gambar 1. Pintu Masuk Pasar Senggol Bangoan (sebelum renovasi, foto koleksi pribadi)

 

Lokasi Pasar Senggol ini cukup mudah dijangkau, yakni di Desa Bangoan Kecamatan Kedungwaru. Bagi warga yang berasal dari luar Tulungagung pun dapat dengan mudah menemukan pasar ini. Dari jalan propinsi yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Kediri, pengunjung tinggal memasuki Jalan Pahlawan Gang 2 terus lurus ke arah timur. Jalan Pahlawan Gang 2 ini tepatnya berada di antara Taman Makam Pahlawan Tulungagung dengan Lembaga Pemasyarakatan Tulungagung. Setelah menyusuri jalan tersebut sejauh lebih kurang 2 km, maka kita akan sampai di pintu gerbang Desa Bangoan. Nah, Pasar Senggol Bangoan berada tepat di samping pintu gerbang desa tersebut.

Belum diketahui secara pasti kapan Pasar Senggol Bangoan ini mulai dibuka. Namun, dari hasil wawancara dengan banyak pedagang yang ada di pasar ini, sekaligus wawancara dengan Kaur Pembangunan Desa, diperkirakan Pasar Senggol Bangoan ini mulai ada pada tahun 1990.

Keberadaan Pasar Senggol Bangoan diawali oleh seorang pedagang sompil (lontong sayur) yang berjualan di perempatan dekat dengan gerbang masuk desa tersebut. Di daerah tersebut memang banyak orang yang berjalan-jalan, apalagi pada hari Ahad (minggu). Dari mulut ke mulut tersiarlah kabar bahwa di desa Bangoan ada penjual sompil yang enak, dan hal ini membuat pengunjung semakin banyak.

Ibarat pepatah, ada gula ada semut, maka kabar akan keramaian pada pedagang sompil tersebut akhirnya mengundang para pedagang lainnya untuk berburu rezeki. Seiring waktu, jumlah pedagang pun kian banyak sehingga diibaratkan para pengunjung dapat saling bersenggolan saat berada di pasar ini. Jenis makanan yang dijual pun makin beraneka ragam tidak hanya sompil saja, melainkan aneka jajanan desa seperti gethuk, cenil, lopis, kicak, grontol, tiwul, gatot, ampok, punten dan lain-lain.

Gambar 2. beraneka Kuliner Tempo Dulu Di Pasar Senggol Bangoan (foto koleksi pribadi) 

 

Melihat fenomena ini, Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten berinisiatif membuatkan lokasi berjualan yang permanen dan bersih. Pada akhir tahun 2009 dibangunlah bangunan yang terdiri dari empat los panjang. Proses pembangunan ini selesai pada tahun 2010. Dengan rampungnya pembangunan los ini, para pedagang semakin tertata dan nyaman dalam berdagang.

Gambar 3. Suasana Ahad Pagi di Pasar Senggol Bangoan (foto koleksi pribadi)

 

B.       Aneka Kuliner Tempo Dulu

Pasar Senggol Bangoan buka setiap hari mulai pagi hingga malam. Namun demikian, pasar ini akan sangat ramai, meriah, dan komplit pada hari Ahad pagi, mulai pukul 05.00 hingga 11.00 WIB.

Beraneka kuliner tempo dulu yang dijajakan disini. Mulai sompil, gethuk, cenil, kicak, lopis, gatot, thiwul, ireng-ireng, grontol, ampok, utri, punten, hingga aneka bakaran seperti ayam bakar dan ikan bakar.

Sebagian besar kuliner zaman dulu yang ada di Pasar Senggol Bangoan ini berbahan dasar singkong. Adapun singkong ini diperoleh warga dari pasar Ngemplak yang merupakan pasar induk buah dan sayur yang ada di Kabupaten Tulungagung. Tulungagung memang merupakan salah satu penghasil singkong yang cukup produktif di Jawa Timur yakni sekitar 158,85 ton per hektar dengan lahan yang ada sekitar 8006 hektare (data BPS Jawa Timur tahun 2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung tahun 2017 dapat diketahui hasil produksi singkong di Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut :

  


Harga Bahan baku singkong dapat dikatakan relatif murah, yakni sekitar Rp 800,00 hingga Rp 1.000,00 di tingkat petani dan sekitar Rp 2.000,00 di tingkat pedagang pasar (data ini masih data lama. Namun dari update terbaru, harga singkong di pasaran di tingkat petani daerah Jawa Timur masih berada pasa kisaran Rp1.750,00. Harga ini bersifat fluktuatif dan berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya). Namun, pada tahun 2017 sempat terjadi kemerosotan harga singkong di pasaran menjadi sekitar Rp 450,00 hingga Rp 750,00 per kilogramnya. Menurut para petani, hal ini mungkin disebabkan karena membanjirnya impor tepung ketela dari beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam. 

Bagi pengunjung yang ingin mencoba membuat resep aneka kuliner tempo dulu ini di rumah, berikut penulis sajikan resepnya yang diperoleh dari wawancara dengan beberapa pedagang yang ada di Pasar Senggol Bangoan.

  

1.      Sompil 

Gambar 4. Sompil (foto koleksi pribadi)

 

Sompil merupakan makanan tradisional yang merupakan cikal bakal lahirnya Pasar Senggol Bangoan. Sompil terdiri dari dua komponen utama yakni lontong dan sayur lodeh. Namun dalam penyajiannya, sompil kerapkali dilengkapi dengan urap-urap dan rempeyek.

Untuk membuat lontong, bahan yang diperlukan adalah beras, daun pisang, dan lidi sebagai penyemat. Mula-mula daun pisang digulung hingga berbentuk silinder dengan diameter sekitar 3 cm dan sematkan dengan lidi di salah satu ujungnya. Kemudian, isilah gulungan daun tersebut dengan beras yang telah dicuci bersih hingga ¾ bagiannya dan sematkan dengan lidi di ujung yang satunya. Proses ini dilakukan hingga seluruh beras yang tersedia habis.

Langkah selanjutnya adalah mengisi panci dengan air dan merendam gulungan daun pisang berisi beras kemudian memasaknya antara 4 – 6 jam hingga lontong matang. Yang perlu diperhatikan saat memasak lontong adalah air yang berada di dalam panci jangan sampai kering.

Komponen kedua dalam sompil setelah lontong adalah sayur lodeh. Isi dalam sayur lodeh ini dapat bervariasi, umumnya kacang panjang, tewel (nangka muda), pepaya muda, lotho, rebung, dll. Kali ini akan penulis jelaskan sayur lodeh yang berbahan dasar pepaya muda, kacang panjang dan lotho.

Adapun bahan dasar yang perlu disiapkan adalah 10 batang kacang panjang dan ½ bagian pepaya muda ukuran sedang. Kedua bahan ini dipotong kecil-kecil. Siapkan juga sekitar 100 gram lotho. Sementara itu bumbu yang perlu disiapkan adalah 8 butir bawang merah, 3 siung bawang putih, 7 buah cabe (sesuai selera), 3 buah cabe besar, ½ sendok teh merica bubuk, 1 sendok teh terasi goreng, 1 batang serai yang dimemarkan, 2 cm lengkuas yang dimemarkan, 2 lembar daun salam, garam secukupnya, dan 1,5 liter santan.

Cara memasak sayur lodeh dimulai dengan memanaskan minyak goreng dan menumis bumbu-bumbu yang telah dihaluskan (bawang merah, bawang putih, cabe). Tambahkan lengkuas serai dan daun salam hingga aromanya harum. Masukkan santan encer kedalam tumisan bumbu. Setelah santan mendidih, masukkan kacang panjang, pepaya muda, dan lotho kedalamnya. Setelah semua bahan dasar sayur empuk, tuangkan santan kental dan garam, aduk rata dan jaga agar kuah tidak pecah. Masak hingga sayur benar-benar matang.   

Pelengkap dalam penyajian sompil adalah urap-urap. Urap-urap adalah sayur-sayuran yang direbus sampai empuk kemudian dicampur dengan parutan kelapa yang dibumbui dengan cabe, bawang putih, bawang merah, kencur, dan daun jeruk yang semuanya dihaluskan. Adapun sayur yang biasanya digunakan sebagai urap adalah daun papaya, daun singkong, kacang panjang, dan tauge (kecambah).

Pelengkap lainnya dalam penyajian sompil adalah kerupuk ataupun rempeyek. Rempeyek disini bisa rempeyek dengan isian kacang tanah, kedelai, teri, ataupun gerih pethek (ikan laut kecil-kecil).

Sompil kini banyak disajikan tidak hanya di warung-warung kaki lima, tapi juga di restoran-restoran modern. Rasanya yang nikmat sangat tepat dijadikan sebagai alternatif menu sarapan. Selamat mencoba !

  

2.      Gethuk

 

Gambar 5. Gethuk Singkong (foto koleksi pribadi)


Gethuk merupakan salah satu jajanan tradisional yang disukai banyak kalangan, mulai anak-anak hingga dewasa. Saat ini, gethuk telah dimodifikasi ke berbagai bentuk mulai dari gethuk lindri yang berbentuk seperti tumpukan mie instan, hingga gethuk gulung yang berbentuk mirip roda. Adapun resep yang akan penulis sampaikan disini adalah gethuk versi original yang banyak dijual di Pasar Senggol Bangoan.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan gethuk singkong adalah 1 kg singkong, 125 ml air, 250 gram gula merah, gula pasir dan vanili secukupnya. Sebagai bahan taburannya, siapkan 100 gram kelapa parut dan garam secukupnya

Adapun langkah-langkah pembuatan gethuk adalah sebagai berikut :

a.  Singkong yang sudah disiapkan dikupas dan dipotong kemudian dicuci hingga bersih. Singkong ini kemudian dikukus hingga matang (empuk).

b.  Gula merah disir halus kemudian direbus bersama air dalam panci.

c.   Setelah air mendidih dan gula merah larut, air gula ini diangkat dari kompor dan disaring agar kotoran dalam gula nantinya tidak ikut ke dalam gethuk. Jika sudah disaring, masukkan garam dan vanili kedalamnya kemudian sisihkan.

d. Singkong yang tadi sudah dikukus ditumbuk hingga halus. Agar lebih mudah, proses penumbukan ini sebaiknya dilakukan saat singkong masih dalam keadaan panas.

e. Tuangkan rebusan gula merah kedalam singkong yang telah ditumbuk sambil diuleni (diaduk dengan menggunakan tangan) hingga semua bahan tercampur rata.

f. Jika semua bahan telah tercampur, gethuk dimasukkan kedalam nampan sebagai cetakan dan gethuk siap dipasarkan.

Saat dipasarkan, gethuk ini biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut yang sebelumnya telah dikukus bersama dengan garam.

 

3.      Cenil 

Gambar 6. Cenil (foto koleksi pribadi)

 

Cenil adalah jajanan tradisional berbahan dasar tepung tapioka yang banyak disukai oleh kalangan anak-anak karena teksturnya yang kenyal dan warnanya yang menarik. Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat cenil adalah 200 gram tepung tapioka, 100 ml air, 75 gram gula merah (untuk dilarutkan/dibuat seperti sirup), 1 lembar daun pandan , pewarna kue dan garam secukupnya. Siapkan pula air untuk merebus dan parutan kelapa untuk taburan ketika cenil siap dihidangkan.

Langkah-langkah pembuatan cenil adalah sebagai berikut :

a.  Masak air hingga mendidih kemudian biarkan menjadi hangat

b. Kelapa parut dikukus bersama dengan daun pandan dan sedikit garam. Setelah beberapa saat sisihkan.

c.  Ambil sekitar satu sendok makan tepung tapioka dan campur dengan dua atau tiga sendok makan air dingin. Setelah itu masukkan kedalam air mendidih hingga mengental.

d. Masukkan seluruh tepung tapioka sambil diuleni (diaduk dengan tangan) hingga terbentuk adonan yang kalis.

e. Adonan yang terbentuk dibagi menjadi beberapa bagian untuk diwarnai dengan beberapa pewarna kue sesuai keinginan.

f.    Adonan dibentuk menjadi bentuk bulat lonjong dengan ujung runcing.

g. Masak air hingga mendidih, kemudian masukkan adonan yang telah dibentuk satu per satu hingga matang. Matangnya cenil ditandai dengan mengapung. Setelah mengapung, angkat cenil, tiriskan, dan siap dihidangkan.

h. Cenil biasanya disajikan dengan parutan kelapa dan larutan gula merah.


4.      Kicak

Gambar 7. Kicak (foto koleksi pribadi)


Kicak adalah jajanan tradisional yang dapat dibuat dari singkong ataupun gaplek (singkong yang telah dikupas dan dikeringkan). Berikut akan disajikan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kicak dari singkong yakni 500 gram singkong, 100 ml air, dua lembar daun pandan yang diikat simpul, garam secukupnya, dan daun pisang secukupnya (untuk membungkus). Sebagai pelengkap dalam penyajian, siapkan 300 gram kelapa parut dan 150 gula merah (larutkan hingga berbentuk seperti sirup).

 Adapun tahapan dalam pembuatan kicak adalah sebagai berikut :

a. Singkong yang telah disiapkan dikupas dan dicuci hingga bersih dan tiriskan. Setelah itu singkong diparut hingga halus dan taruh dalam wadah.

b. Tambahkan garam halus secukupnya kedalam parutan singkong dan aduk hingga rata.

c. Parutan sinkong yang telah diberi garam tersebut kemudian dibungkus dengan daun pisang, kira-kira 4 sendok makan parutan untuk tiap bungkus. Bentuk memanjang seperti lontong dan sisihkan. Lakukan hingga seluruh parutan singkong habis.

d.  Masak air dalam dandang. Setelah air mendidih, kukus bungkusan parutan singkong hingga matang kurang lebih selama 30 menit dengan api sedang. Setelah matang, angkat bungkusan kicak.

e.   Setalah agak dingin, kicak siap dipotong-potong dan dihidangkan.

f.     Kicak biasanya disajikan bersama dengan parutan kelapa dan larutan gula merah.

 

        OK, sementara ini dulu postingan kali ini. Sebenarnya masih banyak jenis jajanan tradisional yang tersedia di Pasar Senggol Bangoan, dan akan saya re-upload di next post...

Posting Komentar

0 Komentar