A.
Perjalanan
Tradisi Nyethe di Tulungagung
Masyarakat Indonesia, khususnya para pecinta kopi beranggapan bahwa ngobrol santai tidaklah lengkap apabila tidak ditemani secangkir kopi hangat. Bagi masyarakat Tulungagung, keberadaan warung kopi tak hanya sebagai tempatnya srawung lan kondo-takon (bergaul dan bercakap-cakap), tapi juga digunakan sebagai tempat petung (membahas bisnis), berkreasi dan berkesenian.
Di Kabupaten Tulungagung dapat ditemukan warung kopi, mulai dari pusat kota hingga ke bagian pelosok, mulai dari yang berkonsep tradisional hingga yang berkonsep modern, mulai yang hanya menjual minuman kopi dan sejenisnya, hingga warung kopi yang dipadupadankan dengan jenis bisnis lainnya seperti restoran, cuci motor-mobil, distro pakaian, dan lain-lain. Warung-warung kopi ini ada yang hanya buka pada siang hari dan ada pula yang buka 24 jam nonstop. Sementara itu, daerah pingka (sepanjang kali Ngrowo) merupakan daerah yang paling banyak terdapat warung kopi. Daerah ini akan sangat ramai di malam hari, terutama di akhir pekan. Masyarkat beramai-ramai datang ke daerah pingka untuk refreshing, menyantap aneka kuliner yang ada, ngobrol sambil ngopi, atau hanya sekedar jalan-jalan di sepanjang bantaran kali yang telah disulap menjadi daerah yang nyaman ini.
Budayawan WS Rendra pernah
menyatakan bahwa kreativitas para leluhur dan para penduduk Indonesia sangatlah
luar biasa dan patut dihargai. Sebagai contohnya adalah kreativitas masyarakat
Indonesia dalam mengolah tanaman tembakau menjadi rokok kretek. Pada dasarnya,
tanaman tembakau bukanlah tanaman asli Indonesia. Tapi di tangan orang
Indonesia, tembakau dapat diracik menjadi rokok yang bercitarasa khas. Ada
tembakau yang dicampur klembok menjadi rokok klembok, tembakau dicampur cengkeh
menjadi rokok cengkeh, tembakau dicampur kemenyan menjadi rokok kemenyan, dan
ada pula tembakau yang dicampur dengan daun sawo yang kesemuanya mengasilkan
sensasi tersendiri bagi para penikmatnya.
Kreativitas orang Indonesia tidak
hanya terhenti pada cara meramu rokok saja, tapi berlanjut hingga pada cara
menikmati rokok. Seperti tradisi nyethe yang sangat terkenal di Tulungagung. Ditilik
dari asal katanya, cethe adalah sebutan untuk ampas (limbah) dari seduhan kopi,
sementara nyethe adalah suatu aktivitas mengoleskan cethe ini ke batang rokok
yang akan dikonsumsi dengan motif tertentu.
Belum ada catatan sejarah yang pasti
sejak kapan dimulainya kebiasaan nyethe. Tapi dari sejarah lisan yang mengalir dari
tutur-tinutur para orang tua, dapat diketahui bahwa kebiasaan nyethe sudah ada
sejak awal tahun 1980. Pada waktu itu, warung kopi yang menyediakan cethe ada
di sekitar wilayah Kecamatan Kauman seperti Desa Bolorejo dan Desa Kalangbret.
Kebiasaan ini pun menyebar ke desa-desa sekitarnya. Masih menurut tutur lisan
para orang tua, di warung kopi Pak Sumani (Desa Bolorejo Kecamatan Kauman) dan
warung kopi Pak Sairin (Desa Kalangbret Kecamatan Kauman) adalah tempat awal
yang digunakan untuk melakukan aktivitas nyethe.
Menurut cerita, kegiatan nyethe
bermula ketika para petani selesai mengerjakan sawahnya dan dalam perjalanan
pulang ke rumah, mereka memiliki kebiasaan untuk mampir ke warung untuk ngopi,
beristirahat, dan bertemu dengan sesama petani lainnya. Sambil ngopi inilah
mereka mendiskusikan hal-hal seputar kegiatan pertanian mereka. Sambil ngopi,
merokok dan ngobrol, sesekali rokok yang mereka hisap tersebut diolesi dengan
endapan kopi yang ada di cawan (lepek, bhs. Jawa). Konon, rokok yang telah
diolesi endapan kopi ini ketika terbakar dan asapnya dihisap, akan menimbulkan
rasa dan aroma yang khas dan nikmat. Pada waktu itu, endapan kopinya masih
kasar dikarenakan proses pembuatan kopi yang tidak digiling melainkan ditumbuk
dengan alat tradisional. Kopi bubuk yang kasar ini biasa disebut “Kopi
Klethik”.
Nyethe juga timbul dari kegelisahan
para santri di daerah Tulungagung, tepatnya di kampung Kauman Tulungagung.
Mereka yang rata-rata memiliki ekonomi pas-pasan berpikir keras mencari metode untuk
menyiasati agar rokok dapat bertahan lebih lama dan awet. Tercetuslah ide
dengan mengoleskan ampas kopi atau cethe di batang rokok yang mereka punyai. Ternyata
ide ini terbukti dapat membuat rokok lebih awet saat dikonsumsi.
Dengan semakin meluasnya kebiasaan
nyethe ini, maka proses pengolahan kopi terus diperbaiki. Bubuk kopi diperhalus
dan dibuat dengan biji kopi pilihan, beserta bahan-bahan tambahan lainnya yang
bertujuan untuk memperindah hasil goresan pada rokok dan memberikan citarasa
dan aroma yang nikmat. Di Tulungagung sendiri ada dua jenis kopi yang biasa
dijual di warung kopi, yaitu Kopi Hitam dan Kopi Ijo. Disebut kopi hitam karena
terbuat dari kopi murni tanpa campuran. Sedangkan kopi ijo terbuat dari
campuran kopi dan kacang hijau dengan proses pengolahan tertentu. Kedua jenis
kopi tersebut dapat digunakan untuk bahan cethe asalkan digiling sampai halus.
Dalam perkembangannya, nyethe tidak lagi sebuah aktivitas pengisi waktu luang, melainkan merupakan sebuah aktivitas yang sarat dengan muatan seni dan budaya khas. Kegiatan mengoleskan ampas kopi ke rokok tersebut berkembang menjadi sebuah kegiatan seni yang mirip dengan membatik. Bedanya, jika batik menggunakan alat canthing dan malam pada media kain, sedangkan nyethe menggunakan batang lidi dan ampas kopi pada media rokok.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi untuk menghasilkan sebuah gambar yang bagus di atas sebatang rokok. Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan sebelum melakukan kegiatan nyethe adalah secangkir kopi, rokok, susu kental manis, vanili, kertas penghisap, batang lidi atau tusuk gigi. Adapun rokok yang akan dipersiapkan untuk nyethe sangat bervariasi tergantung dari selera orang yang bersangkutan. Ada yang menggunakan rokok kretek filter dan ada pula jenis rokok kretek non filter. Sedangkan kopi yang dipakai sebaiknya bubuk kopi yang halus untuk menghasilkan gambar yang halus pula.
Langkah awal nyethe dimulai dengan menyediakan secangkir minuman kopi yang kemudian dituangkan di atas cawan (lepek). Tunggu beberapa saat sampai ampas kopi mengendap (minuman kopinya bisa diminum, sisakan ampasnya saja).
Setelah ampas kopi mengendap, keringkan air yang masih tersisa dengan menggunakan kertas penghisap (dapat menggunakan kertas tisu, potongan kertas koran, atau kertas merang).
Langkah selanjutnya adalah menambahkan susu kental manis ke dalam endapan ampas kopi yang telah mengering tadi. Susu ini berfungsi sebagai perekat ampas ke batang rokok. Untuk menambahkan aroma, dapat pula ditambahkan vanili dan adonan pun siap di oleskan ke batang rokok.
Alat untuk mengoleskan cethe ke batang rokok dapat menggunakan batang lidi atau batang korek api yang dilancipkan ujungnya, atau bisa menggunakan tusuk gigi. Sebagai tambahan dalam membuat motif, dapat juga menggunakan silet dan benang.
Ada banyak ragam gambar yang biasa dilukis di sebatang rokok. Mulai sulur, tulisan, garis-garis, titik-titik, kupu-kupu, bunga, tribal bahkan tokoh pewayangan juga bisa dicethe di atas rokok. Sehingga nyethe bisa juga disebut membatik. Tak ada patokan khusus untuk memilih morif ini, tergantung pada kreativitas individu masing-masing. Tapi dari sekian banyak orang yang memiliki kegemaran nyethe, motif batik tetap merupakan motif favorit. Hal ini semakin menambah khasanah budaya nusantara yang adiluhung, memadukan antara kopi, batik, dan rokok.
Setelah sebuah motif selesai digambarkan di atas sebatang rokok, maka rokok ini kemudian diangin-anginkan hingga cethe mengering, dan rokok cethe pun siap dikonsumsi.
Kegiatan nyethe ini kini tidak hanya untuk mengisi waktu luang saja, tapi juga digunakan sebagai wadah pemersatu bagi para pecinta kopi. Pada tahun 2006, dalam rangka Peringatan Hari Jadi ke-801, Pemda Tulungagung menyelenggarakan “Lomba Nyethe” dengan jumlah peserta lebih dari 2000 orang yang merupakan perwakilan dari 19 kecamatan yang ada di Tulungagung. Acara ini digelar di sepanjang jalan Ahmad Yani Timur (Perempatan Bundaran Aloon-aloon ke timur hingga pertigaan depan kantor Pemda). Adapun kategori yang dilombakan meliputi kategori lukis, kategori rasa, dan kategori aroma. Sedangkan acara tersebut disponsori oleh PT Gudang Garam Tbk Kediri Indonesia. Dikarenakan banyaknya jumlah peserta, acara lomba nyethe inipun mendapatkan penghargaan dari Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Peserta Lomba Cethe Terbanyak” yang diserahkan oleh perwakilan dari MURI kepada Bupati Tulungagung Bapak Ir. Heru Tjahyono, MM. Pada tahun 2015 silam, dalam rangka milad IAIN Tulungagung juga diadakan lomba nyethe di area kampus yang diikuti oleh ratusan peserta.
Perkembangan usaha per-kopi-an ini pun diapresiasi
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan menggelar kegiatan Jatim Fair 2017. Kegiatan
yang digelar di Grand City Convention Hall Surabaya pada tanggal 5 – 15 Oktober
2017 tersebut mengusung konsep Kampung Kopi. Dalam acara itu, sebanyak 10 gerai
kopi berderet di bagian depan panggung Jatim Fair tersebut.
Salah satu bisnis warung kopi yang memanfaatkan momen Jatim Fair tersebut adalah Kopi Kobeng. Kobeng adalah kelompok usaha bersama dari Tulungagung dan Trenggalek yang terdiri dari pemerhati kopi, pecinta kopi, dan petani kopi. Dalam kesempatan tersebut, Kobeng memperkenalkan kopi lokal Sendang yang merupakan hasil dari perkebunan di kaki Gunung Wilis. Pada acara tersebut, Bank Indonesia juga menyatakan dukungannya terhadap usaha pengembangan usaha kopi melalui beragam kegiatan edukasi bagi petani mulai teknik penanaman hingga pasca panen.
Dalam pembukaan acara Jatim Fair tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifulloh Yusuf (Gus Ipul) menyatakan bahwa nilai ekspor kopi Jawa Timur terus meningkat. Bahkan di tahun 2016 tercatat nilai ekspor kopi jawa Timur mencapai USD 200 juta atau sekitar Rp 2,7 trilliun. Gus Ipul juga berharap agar para petani tidak hanya meningkatkan kuantitas produksinya tapi juga menjaga kualitas dan citarasa kopi khas Jawa Timur.
B. Sisi Lain Tradisi Ngopi dan Nyethe
Minum kopi katanya bisa meningkatkan semangat, mencegah kantuk bahkan menyebabkan insomnia dan kecanduan. Seringkali kita dengar kalimat-kalimat tersebut entah itu benar atau tidak, entah itu hanya mitos atau memang fakta.
Kopi memang mengandung zat stimulant yang dikenal dengan nama kafein. Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit. Peran utama kafein di dalam tubuh adalah meningkatkan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efek ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam setelah dikonsumsi.
Sebenarnya zat kafein ini tidak hanya terdapat dalam kopi, tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji cokelat. Sebagai bahan perbandingan, kandungan kafein dalam secangkir kopi adalah 85 mg, secangkir teh adalah 35 mg, minuman bersoda 35 mg, dan minuman berenergi adalah 50 mg. dalam minuman kopi sendiri terdapat perbedaan kandungan kafein. Misalnya kadar kafein dalam kopi instan adalah 2,8% sampai 5%, kopi moka 1%, kopi robusta 1,48%, dan kopi arabika 1,1%.
Batas aman konsumsi kafein yang masuk kedalam tubuh per harinya adalah 100 – 150 mg per hari. Dengan jumlah ini, tubuh akan mengalami peningkatan aktivitas yang membuatnya tetap terjaga. Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada setiap orang. Beberapa orang akan mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lainnya tidak akan merasakannya sama sekali. Hal ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu dalam metabolisme tubuh khusunya untuk mencerna kafein.
Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak. Adanya antioksidan ini dapat membantu tubuh dalam menangkal radikal bebas seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun. Beberapa antioksidan yang terdapat dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol (sumber : Wikipedia).
Untuk mengurangi pengaruh negatif dari zat kafein, dikembangkanlah proses dekafeinasi, yakni proses penghilangan kafein. Dekafeinasi dimaksudkan untuk mengurangi kadar kafein dalam kopi agar rasanya tidak terlalu pahit dan untuk menekan efek samping dari aktifitas kafein dalam tubuh. Kopi terdekafeinasi sering dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang berlebihan dalam tubuh. Proses dekafeinasi ini dilakukan dengan cara melarutkan kafein kedalam senyawa metilen klorida dan etil asetat.
Stimulasi energi yang dipicu kafein dalam kopi dianggap sebagai faktor yang memicu insomnia. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang tidak terlalu sering meminum kopi. Mereka mungkin mengalami insomnia dan tidur mereka terganggu jika kopi dikonsumsi 30-60 menit sebelum tidur. Padahal kafein hanya bertahan sebentar dalam tubuh. Setelah dikonsumsi, kafein langsung diproduksi dalam hati dan kemudian dibuang dari tubuh hanya dalam waktu 5 jam. Jadi, jika konsumsi kopi dilakukan sebanyak 2-3 gelas sehari, seseorang tidak mungkin akan menderita insomnia. Namun semua kembali pada kepekaan setiap orang pada kopi.
Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa kopi dan rokok adalah kombinasi yang paling ideal. Seseorang yang merokok dapat dipastikan adalah seorang pecandu kopi pula. Konsumsi kopi dari seorang perokok cenderung lebih besar dibandingkan non-perokok. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nikotin memiliki efek mempercepat penghapusan kafein dari tubuh dan perokok merasa perlu untuk mempertahankan tingkat kafein dalam tubuh sehingga meningkatkan asupan kafein. Bahkan seseorang yang berhenti merokok tidak akan serta merta mampu menghentikan kebiasaannya mengonsumsi kopi sebelum enam bulan berlalu.
Masih berdasarkan hasil penelitian, kafein diketahui dapat meningkatkan atau melemahkan pengaruh obat-obatan tertentu. Obat stress, anti-depresi, dan obat tidur/bius tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan kopi dengan kuantitas yang besar. Sementara itu, obat-obatan jenis lainnya masih diperbolehkan dikonsumsi bersama kopi dengan kuantitas yang wajar (1 atau 2 cangkir).
Sebuah mitos lain mengatakan bahwa anak-anak yang meminum kopi akan cenderung menjadi hiperaktif. Faktanya, asupan kafein yang normal yakni sekitar 40 – 200 mg per hari tidak akan menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif. Kafein memang mempercepat masuknya glukosa ke dalam otot dan mengubahnya menjadi sumber energi dan glikogen. Tambahan energi inilah yang memungkinkan membuat anak-anak tidak mudah lelah dan terus beraktivitas. Sebaliknya, sejumlah kecil kafein bisa membantu meningkatkan konsentrasi pada anak-anak yang menderita Attention Deficit Hiperactivit Disorder (ADHD) dan menstimulasi mereka untuk lebih cepat menjawab pertanyaan.
Selain kafein, sebenarnya apa sajakah zat yang terkandung dalam biji kopi? Sebenarnya ada banyak zat yang terkandung didalamnya. Berikut adalah beberapa diantaranya :
- Air, Air (H2O) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kopi dan merupakan bagian penting bagi tubuh, sebab 70% bagian tubuh manusia adalah air. Meskipun kadar air dalam kopi telah banyak berkurang saat proses pengeringan, namun kandungan air dalam kopi tetap merupakan bagian dari senyawa kimiawi kopi.
- Quinic Acid, Rasa asam yang terdapat dalam minuman kopi berasal dari kandungan quinic acid ini. Setiap jenis kopi (arabica atau robusta) memiliki tingkat rasa asam yang berbeda-beda. Dalam dunia kedokteran, zat ini digunakan sebagai bahan pembuatan obat flu dan orang dengan keluhan penyakit maag terkadang dilarang mengonsumsi kopi dikarenakan oleh keberadaan zat ini.
- Putrescine, Putrescine merupakan zat sebagai hasil penguaraian asam amino yang dilakukan oleh bakteri E.Coli. Zat ini dapat membuat sesuatu menjadi busuk. Meskipun kandungan putrescine dalam kopi relatif kecil, namun tetap patut diwaspadai.
- Ethylpenol, Zat ini memberikan aroma yang spesial dalam kopi.
- Acetylmethylcarbinol, Kandungan zat ini membuat kopi menjadi gurih. Acetylmethylcarbinol juga terdapat dalam mentega.
- Niacin, Zat yang satu ini adalah senyawa yang kurang baik bagi tubuh. Hal ini dikarenakan niacin dapat menyerap vitamin-vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh. Niacin juga kurang baik bagi organ hati meskipun dalam jumlah yang tepat, sebenarnya niacin dapat meningkatkan HDL (kolesterol baik) dan menurunkan LDL (kolesterol jahat) serta trigliserida (lemak).
- Trigonelline, Zat ini memberikan rasa manis dalam kopi dan dapat melindungi gigi dengan melawan bakteri streptococcus mutans yang mengakibatkan plak pada gigi. Meski terkadang gigi seorang peminum kopi terlihat agak hitam, namun zat trigonelline ini membuat gigi tidak mudah berlubang. Adapun kadar Trigonelin yang terdapat pada biji kopi jenis Arabika adalah 1,6%-1,3%, sedangkan kopi Robusta 0,3 %-0,9%.
- Dimethyl Disulfide, Zat ini terdapat pada biji kopi yang masih hijau, belum dikeringkan dan disangrai. Zat ini mengandung senyawa sulfur (belerang) sehingga menyebabkan kotoran manusia berbau mirip dengan senyawa sulfur.
- Dicaffeoylquinic Acid, Zat ini adalah salah satu zat antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Meskipun kadarnya dalam biji kopi tidak sebanyak pada tumbuhan obat lain, namun kopi adalah salah satu suplayer antioksidan yang paling banyak dikonsumsi manusia.
- Protein Asam Amino, Asarn amino pada biji kopi terdapat secara bebas atau terikat sebagai protein. Jenis asam amino pada kopi antara lain alanin, arginin, asam asparat, asam glutamat, glisin, histridin, 3-metilhistridin, isoleusin, g-asam aminobutirat, lisin, metionin, penilalanin, serin, tirosin, valin dan triptopan. Kandungan pada protein terdapat enzim polifenolloksidase yang bertanggung jawab terhadap perubahan warna biji kopi.
- Karbohidrat, Kadar karbohidrat kopi Arabika 43,9% dan Robusta 47,3%. Karbohidrat pada biji kopi sebagai komponen larut air atau tidak larut, antara lain arabinosa, fruktosa, mannose, galaktosa, dan glukosa. Perbedaan antara karbohidrat dan tebal dinding sel antar jenis varietas atau tingkat kemasakan biji sangat mempengaruhi karakter penyangraian dan cita rasa.
- Asam Alitifatik (Asam Karboksilat), Asam karboksilat pada biji kopi antara lain asam formiat, asam asetat, asam oksalat, asam suksinat, asam sitrat, asam piruvat, asam laktat, asam malat dan asam kuinat. Asam-asam ini akan berpengaruh terhadap cita rasa bitterness (pahit). Sedangkan asam oksalat, asam malat, asam sitrat dan asam tartanat berperan pada cita rasa sour (asam) pada kopi seduhan.
- Mineral, Kadar mineral terlarut pada Robusta lebih tinggi dari pada Arabika dan pada kopi olahan kering lebih tinggi dari pada biji kopi yang masih basah. Beberapa mineral penting pada biji kopi adalah potassium oksida, fospor oksida, kalsium oksida, mangan oksida, natrium oksida dan oksida-oksidsa yang lain.
Dari penjelasan di atas, kita harus tahu bahwa kafein adalah zat yang cukup berbahaya, mirip dengan zat aditif narkoba. Hal ini disebabkan karena jika tidak diatur dosisnya, zat ini akan menyebabkan para konsumennya merasakan ketergantungan dan bila dikonsumsi secara terus menerus akan dapat menyebabkan penyakit seperti kanker.
Kafein merupakan sejenis alkaloid heterosiklik dalam golongan methylxanthine, dengan rumus molekul C8H10N4O2, yang menurut definisi berarti senyawa organik yang mengandung nitrogen. Fungsinya dalam tumbuhan adalah sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan membunuh serangga yang memakan tumbuhan tersebut. Jumlah kandungan zat kafein yang terdapat pada kopi jenis Arabika adalah 0,8 – 1,4 % sedangkan kopi Robusta 1,7 – 4,0 %.
Kafein mempunyai nama kimia 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl-1h-purine-2, 6-dione. Kafein juga memiliki efek adiktif yang serupa dengan pengaruh zat amfetamin lainnya, yaitu untuk menstimulasi otak. Definisi menstimulasi disini adalah mendorong atau menggiatkan. Bisa dikatakan bahwa menstimulasi otak itu adalah memberikan efek “bersemangat” pada diri individu yang mengkonsumsinya.
Penyerapan (absorbsi) kafein terjadi 20 menit setelah kopi diminum dan efeknya bermula setelah satu jam serta mampu bertahan hinga 3-4 jam kemudian. Kafein yang diabsorbsi ini akan didistribusikan ke seluuruh tubuh, melewati otak, plasenta, cairan amnion (ketuban) dan fetus (janin), dan bahkan mampu mencapai air susu ibu.
Menurut Femi Olivia dalam bukunya yang berjudul Khasiat Bombastis Kopi (2014), selain bererapa dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari mengonsumsi kopi, ada pula sisi baiknya, diantaranya adalah :
- Memacu otak berpikir positif, Beberapa peneliti di Jerman telah membuktikan bahwa kafein merangsang bagian otak yang terhubung dengan hal-hal positif. Minum kopi ternyata bisa membantu seseorang untuk melihat sisi baik kehidupan dan membuat lebih sedikit kesalahan dalam tugas-tugas mental sederhana.
- Mencegah timbulnya penyakit jantung atau stroke, Sebuah studi di Finlandia menunjukkan bahwa mereka yang meminum dua sampai tiga cangkir kopi setiap hari memiliki resiko terkena stroke 19% rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Studi ini dilakukan terhadap lebih dari 83.000 wanita yang berusia di atas 24 tahun. Studi terhadap sejumlah pria ternyata menunjukkan hasil yang sama.
- Menghambat penurunan fungsi kognitif, Studi atas 4.197 wanita serta 2.820 pria di Perancis menunjukkan bahwa meminum setidaknya tiga cangkir kopi sehari dapat menghambat penurunan fungsi kognitif otak akibat penuaan hingga 33% pada wanita. Namun, manfaat serupa tidak ditemukan pada pria. Hal ini mungkin karena wanita lebih peka terhadap kafein. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa kafein yang terkandung didalam kopi dapat menghambat peradangan dalam otak yang berkaitan dengan alzheimer (salah satu penyakit saraf).
- Mencegah penyakit kanker dan diabetes, Dari hasil riset oleh peneliti di seluruh dunia dapat diketahui bahwa penyakit kanker hati, kanker payudara serta kanker usus besar dapat dicegah dengan cara mengonsumsi kopi. Kafein dalam kopi diketahui dapat mencegah tumbuhnya sel kanker, dapat menghentikan tumor dan mencegah kerusakan DNA. Studi penelitian lain telah menunjukkan bahwa kopi dapat mengurangi tingkat gula darah pada pasien diabetes. Selain itu manfaat kopi juga dapat mengurangi risiko penyakit serius seperti batu empedu, penyakit Parkinson, penyakit jantung, sirosis hati dll. Xanthine yang terdapat dalam kafein dapat melebur kristal-kristal kolesterol. Jika kristal-kristal kolesterol terperangkap dalam lendir-lendir empedu, maka dapat menjadi batu empedu. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan rutin mengkonsumsi kopi dapat mencegah batu empedu. Dua puluh studi di seluruh dunia menunjukkan bahwa kopi dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 50%. Para peneliti menduga penyebabnya adalah kandungan asam klorogenik dalam kopi berperan memperlambat penyerapan gula dalam pencernaan. Asam klorogenik juga merangsang pembentukan GLP-1, zat kimia yang meningkatkan insulin (hormon yang mengatur penyerapan gula ke dalam sel-sel). Zat lain dalam kopi yaitu trigonelline (pro vitamin B3) juga diduga membantu memperlambat penyerapan glukosa.
- Mencegah resiko kanker mulut dan melindungi gigi, Selain dapat membantu memperlambat penyerapan glukosa, ternyata zat trigonelline dalam kopi dapat berperan melawan bakteri streptococcus mutans yang mengakibatkan plak pada gigi. Hal ini tentu membuat gigi tidak mudah berlubang dan mencegah infeksi gusi.
- Membangkitkan stamina dan energi ekstra, Mekanisme kerja zat kafein dalam tubuh bersaing dengan fungsi adenosin dalam tubuh kita. Adenosin sendiri merupakan senyawa yang terdapat dalam sel otak berfungsi membuat orang cepat tertidur. Kandungan kafein dapat memperlambat gerak sel-sel tubuh sehingga tubuh tidak mudah lelah/mengantuk, muncul perasaan segar, mata terbuka lebar, detak jantung lebih kencang, serta naiknya tekanan darah.
- Mengurangi sakit kepala ringan, Kandungan kafein dalam secangkir kopi pekat terbukti mampu menyembuhkan sakit kepala atau migrain ringan.
Terlepas dari dampak baik atau buruk dari konsumsi minuman kopi, usaha warkop (warung kopi) di Kabupaten Tulungagung telah tumbuh dengan suburnya. Ada ratusan pengusaha warung kopi yang telah menjadi anggota Assosiasi Pengusaha Warung Kopi Tulungagung, dan masih banyak lainnya yang tidak terdaftar sebagai anggota. Assosiasi ini memang mewadahi para pengusaha warkop dan memberikan informasi mengenai penyeragaman harga minuman dan rokok yang menjadi komoditas jual utama mereka. Selain itu, assosiasi ini juga sebagai wadah pertukaran informasi mengenai event-event yang berkaitan dengan budaya ngopi, dan informasi apa saja yang bisa menjadi bahan perbincangan, seputar olahraga, otomotif, dan usaha.
Seiring perkembangan teknologi, kini hampir setiap warkop yang ada menyediakan fasilitas WiFi. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dari sebuah warkop, terutama bagi kalangan generasi muda. Bahkan dapat dikatakan, warkop yang tidak menyediakan fasilitas WiFi akan sepi pengunjung atau hanya akan dikunjungi oleh orang-orang yang sudah tua saja. Hal ini memang benar adanya. Dan dampak dari keberadaan warkop ber-WiFi ini sudah selayaknya menjadi bahan pemikiran yang mendalam bagi semua pihak. Hal ini dikarenakan melalui WiFi, seseorang dapat mengakses berbagai konten dari internet, mulai dari hal-hal seputar berita dan hobi hingga video-video yang bermuatan kekerasan dan pornografi. Sudah saatnya bagi para pengusaha warkop (baik yang tergabung dalam assosiasi maupun tidak) untuk bersama-sama menerapkan peraturan demi masa depan generasi muda. Misalnya saja, secara tegas melarang anak-anak dibawah usia 18 tahun untuk membeli rokok, melarang seseorang yang masih berseragam sekolah untuk berada di area warkop, membatasi konten internet yang dapat diakses melalui WiFi, dan lain-lain. Hal ini memang terdengar sulit dilakukan dan tentu saja akan mengurangi pembeli, namun kepedulian dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mencetak generasi muda yang berkualitas. Peran orang tua dalam mengawasi pergaulan anaknya, peran sekolah dalam memberikan pendidikan budi perkerti yang baik, kepedulian para pengusaha warkop atas masa depan generasi muda, dan keberadaan petugas satpol PP yang secara rutin mengadakan razia terhadap murid-murid yang membolos dan berada di area warkop harus diupayakan secara bersinergi.
Demikianlah ulasan mengenai tradisi ngopi dan nyethe yang ada di Kabupaten Tulungagung, sebuah cara unik dalam menikmati kopi dan rokok, sebuah tradisi yang jika diapresiasi dengan baik akan mampu memperkaya khasanah kebudayaan lokal. Meskipun masih terjadi pro dan kotra terhadap tradisi nyethe ini di masyarakat, tapi paling tidak generasi yang akan datang perlu mengetahui keberadaan tradisi unik ini. Mungkin pada momen-momen tertentu perlu diadakan kegiatan untuk mengingat keberadaan tradisi ini agar tidak hilang dari peradaban, sebagaimana peringatan Hari Kopi Internasional yang hingga kini masih dirayakan di beberapa negara pada setiap tanggal 29 September. Sebuah tradisi perayaan yang berasal dari Jepang dan telah dilakukan sejak tahun 1983 dan dipelopori oleh All Japan Coffee Association.
0 Komentar