CEPLOK PIRING TULUNGAGUNG, KAWASAN LEGEND PENJAHIT PERMAK

CEPLOK PIRING TULUNGAGUNG,

KAWASAN LEGEND PENJAHIT PERMAK 



Jalan Adi Sucipto sejak dulu terkenal sebagai salah satu pusat perdagangan di Kabupaten Tulungagung. Sepanjang jalan tersebut terdapat grosir besar yang menjual aneka kebutuhan, mulai sembako, perlengkapan rumah tangga, tembakau, hingga perlengkapan sepeda. Kawasan tersebut juga menjadi tempat Pemulasaraan Jenasah terbesar di Kabupaten Tulungagung, yakni dengan adanya gedung Perkumpulan Kematian Rukun Sejati yang telah beroperasi sejak tahun 1976.

Perempatan Jalan Adi Sucipto yang mengarah ke Pasar Wage Tulungagung (Jalan Pierre Tendean) juga merupakan daerah perdagangan yang ramai padat. Daerah tersebut terkenal sebagai pasar beras. Hal ini dimungkinakan karena adanya banyak agen beras dan beberapa pergudangan besar yang ada disana.

Hal menarik lainnya yang bisa ditemui di Jalan Adi Sucipto adalah para penjahit spesialis permak yang berderet di sepanjang jalan. Para penjahit tersebut umumnya bapak-bapak yang telah berusia paroh baya. Mereka menggelar lapaknya mulai jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Setiap hari lapak mereka ramai didatangi para pelanggan yang menggunakan jasa mereka untuk permak pakaian. Meskipun ada juga pelanggan yang minta dibuatkan pakaian dari awal (bukan permak), namun kebanyakan para pelanggan adalah mereka yang membeli pakaian jadi di toko baju atau toko online, lalu memerlukan pembenahan.

Kawasan penjahit permak di sepanjang jalan Adi Sucipto Tulungagung terkenal sebagai kawasan Ceplok Piring. Nama ini diambil dari nama sejenis bunga yang dahulu banyak terdapat di daerah ini.

Biaya permak di kawasan Ceplok Piring ini relatif terjangkau. Penggantian resleting celana atau jaket misalnya, pelanggan hanya dikenai ongokos jahit 8 hingga 10 ribu rupiah. Harga ini tidak termasuk bahan resletingnya, yang dapat dibeli secara mandiri di toko perlengkapan menjahit “Ultra” yang juga terletak di kawasan tersebut. Pelanggan dapat menunggui proses permak bajunya, atau meninggalkan dan mengambilnya sesuai kesepakatan dengan penjahit, juga tergantung dengan sepi ramainya order jahitan.

Para penjahit permak ini umumnya telah berprofesi sebagai tukang jahit sejak puluhan tahun lalu. Seperti salah seorang penjahit yang ditemui penulis, namanya Pak Sulis. Menurut ceritanya, Pak Sulis telah menjahit sejak tahun 1984, bekerja di salah satu pengusaha konveksi yang ada di desa tempat tinggalnya di Desa Tawangsari. Selanjutnya beliau bekerja di Toko Bintang yang juga merupakan toko pakaian besar di kawasan Pasar Wage Tulungagung. Ketika toko tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan di tahun 1998, Pak Sulis selanjutnya memutuskan untuk menjadi penjahit permak. Setiap hari beliau mengangkut mesin jahit dan peralatan jahitnya menggunakan becak. Sekarang beliau telah memiliki banyak pelanggan, yang berasal dari berbagai tempat di Tulungagung.

Penjahit permak di kawasan Ceplok Piring ini telah berpengalaman sehingga mampu melayani pelanggan dengan cepat. Bahkan, kini mereka juga menerima jasa permak tas yang proses pengerjaannya sedikit lebih rumit jika dibandingkan dengan permak baju. Hasil jahitan yang cepat dan rapi, ditambah dengan biaya permak yang terjangkau, membuat kawasan penjahit permak Ceplok Piring selalu ramai dikunjungi pelanggan. Selamat Mencoba…



Posting Komentar

0 Komentar