BUNGA, BERJUTA MAKNA DIANTARA CINTA DAN NESTAPA



BUNGA. Bunga adalah salah satu dari sekian banyak mahakarya Sang Maha Pencipta yang menghiasi dunia ini. Bunga seringkali diidentikkan dengan perempuan karena memang tak dapat dipungkiri bila mayoritas pengagum bunga adalah kaum Hawa. Meskipun ada pula kaum laki-laki yang menyukai bunga, terutama Bunga Desa ya guys… (Hehehehe….)

Bunga biasanya dikaitkan dengan kebahagiaan, romantisme, dan rasa cinta. Meskipun tidak selamanya seperti itu. Sejak lahir hingga saat kematian tiba, manusia selalu bersinggungan dengan bunga. Di saat kelahiran, ari-ari dari si Jabang Bayi biasanya ditanam dengan menyertakan aneka bunga didalam sebuah kendil (panci berbahan tanah liat). Pun saat si anak telah menginjak usia tujuh bulan dan memasuki fase turun tanah, biasanya si Bayi akan dimandikan dengan kembang tujuh rupa. Bagi mereka yang tinggal di Pulau Jawa, pastilah sudah tidak asing dengan tradisi semacam ini.

Gambar 1. Tradisi Turun Tanah (Tedhak Siten, foto koleksi pribadi)

Disaat seseorang beranjak dewasa, manusia acapkali menyatakan perhatian kepada pasangannya melalui bunga. Disaat acara lamaran dan pernikahan, semua sarat dengan bunga. Mulai dari hiasan kepala, dekorasi, buket, hingga mobil pengantin dihias dengan bunga.

Tidak berhenti sampai disini. Disaat kematian, seseorang juga dimandikan dengan air bunga, kerandanya dihias pula dengan bunga-bunga, dan pusaranya ditaburi dengan aneka bunga. Begitulah, bunga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Gambar 2. Rangkaian bunga di acara pemakaman (foto koleksi pribadi)

Bunga memang menyimpan berjuta makna. Selain memotret makanan, ternyata aku juga seringkali mengabadikan bunga sebagai obyek foto. Hal ini baru saja aku sadari setelah seorang teman (yang setia menyimak postingan-postinganku di Facebook) mengomentari kegemaranku mengupload gambar-gambar bunga di medsos.

Bunga diciptakan Tuhan dalam bentuk, ukuran, warna, dan aroma yang bermacam-macam. Ada bunga yang berukuran kecil namun berbau harum, ada pula bunga berukuran raksasa yang berbau busuk. Ada bunga yang bentuknya sederhana namun kaya manfaat, ada pula bunga yang bentuknya sangat cantik namun ternyata mengandung getah yang berbahaya. Dari sanalah jika kita peka menggunakan mata hati untuk mengamati sifat-sifat bunga ini, kita akan mendapatkan banyak pelajaran yang dititipkan Tuhan dalam setiap ciptaanNya.

Bunga-bunga berbau harum seperti melati dan ceplok piring tak pernah bercerita tentang keharumannya tapi anginlah yang mengabarkannya pada dunia. Dari sini kita bisa belajar bahwa kita tak perlu menceritakan segala kehebatan dan pencapaian kita, biarlah orang-orang di sekitar kita yang merasakan manfaat dari keberadaan kita.
Gambar 3. Bunga Ceplok Piring (foto koleksi pribadi)

Bunga telekan yang dalam bahasa Latin disebut tagetes erecta linn ini merupakan tanaman hias yang dapat dengan mudah ditemui. Keindahan tampilannya sungguh tidak sebanding dengan baunya yang tidak sedap. Dari sifat bunga ini, kita dapat menganalogkan dengan keberadaan orang-orang yang dari tampilan luarnya tampak begitu sempurna, penampilannya meyakinkan, dan tutur katanya manis, padahal dalam hatinya banyak sekali kebohongan yang ia sembunyikan. Hhmmmm….sungguh orang-orang seperti ini ada dan patut dihindari….
Gambar 4. Bunga Telekan (foto koleksi pribadi)

Bunga cocor bebek dan krokot adalah dua diantara sekian banyak bunga yang sangat mudah hidup di berbagai kondisi tanah. Hal ini mengajarkan pada kita untuk mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita. Dengan kesederhanaannya, bunga cocor bebek dan krokot sangat mudah diterima oleh media tanamnya. Dengan tampilannya yang menawan dan aneka manfaat yang dimilikinya (temuan terakhir menyebutkan bahwa sari bunga cocor bebek dapat diolah menjadi puding yang dapat menjadi bahan pangan alternatif bagi para penderita maag) bunga krokot dan cocor bebek sangat layak untuk dibudidayakan.
   
Gambar 5. Bunga Cocor Bebek dan Krokot (foto koleksi pribadi)

Anggrek. Para pecinta bunga tentulah sudah sangat mengenal jenis bunga yang satu ini. Anggrek yang dalam bahasa Latin disebut  Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak dimana jenisnya sebagian besar ditemukan di daerah tropis. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin . Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembap.

Anggrek dikenal sebagai tanaman hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Para ahli tumbuh-tumbuhan berkeyakinan bahwa anggrek memiliki lebih dari 25.000 jenis yang tersebar di seluruh dunia. Tetapi karena kerusakan hutan, kita banyak kehilangan spesies yang belum dikenali dan tidak tahu dengan pasti berapa jumlahnya. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang memiliki lebih dari 4.000 jenis yang tersebar hampir di semua pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, Jawa termasuk pulau-pulau yang terkenal di dunia karena kekayaan anggreknya. Anggrek yang paling terkenal dari Indonesia adalah “anggrek bulan” (Phalaenopsis amabilis) yang diangkat sebagai “Bunga Nasional” dan dijuluki “Puspa Pesona”, dan “Anggrek Kantung” (Paphiopedilum javanicum). Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek Bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional Singapura dan Thailand.

Anggrek sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad. Dalam bahasa yunani, kata “orchid” berasal dari orchis yang berarti  testicle atau buah zakar. Zaman dahulu anggrek identik dengan pria, baik warna, bentuk bahkan strukturnya. Anggrek juga melambangkan kesuburan dan kejantanan, dahulu muncul anggapan jika mengkonsumsi anggrek muda, maka seseorang bisa memiliki anak laki-laki, dan jika mengkonsumsi anggrek tua akan melahirkan anak perempuan, tetapi dalam mitos ini tidak disebutkan arti konsumsi ini dimakan sebagai bahan makanan atau hanya dinikmati keindahan bunganya saja. Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramu-ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan-ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika anggrek muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18, kegiatan mengoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena keindahan tanaman ini.

Anggrek yang semula adalah tanaman yang hidup liar di hutan, namun karena keindahannya, kini anggrek menjadi penghias rumah hingga ke istana kepresidenan. Dari bunga anggrek kita belajar bahwa jika kita mampu menunjukkan kualitas terbaik dari diri kita, maka kita akan memperoleh buah yang manis dalam kehidupan ini.
Gambar 6. Bunga Anggrek (foto koleksi pribadi)

Bunga mawar. Bagi kalangan tertentu, mawar adalah bunga yang melambangkan rasa cinta. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan memberikan bunga mawar kepada pasangan untuk menyatakan kasih sayang. Demikian juga pada acara pernikahan yang umumnya tidak pernah meninggalkan keberadaan bunga yang satu ini.

Bunga mawar memang memiliki tampilan yang mewah dan baunya harum. Bahkan ekstrak kelopak bunga ini merupakan bahan baku dari aneka parfum yang diproduksi dewasa ini. Namun demikian tangkai mawar biasanya dipenuhi dengan duri. Dari sini kita bisa belajar bahwa sesuatu yang tampak indah diluar, bisa saja melukai siapa saja yang tidak berhati-hati dalam memperlakukannya (anggaplah bunga mawar ini sebagai seorang wanita yang cantik, hehehehe….).

Gambar 7. Bunga Mawar (foto koleksi pribadi)


Bunga Matahari. Bunga matahari yang memiliki nama ilmiah helianthus annuus ini bergerak mengikuti pergerakan matahari atau lazim disebut heliotropisme. Karena hal inilah, bagi para pecinta bunga, bunga matahari dijadikan sebagai simbol kesetiaan. Warnanya yang kuning cerah menunjukkan kehangatan dan kebahagiaan. Setiap kali melihat bunga matahari, aku teringat dengan film animasi Masha and The Bear yang memang selalu membawa keceriaan (Hehehehe…).
Gambar 8. Bunga Matahari (foto koleksi pribadi)

Bunga tapak dara dan bunga kertas juga merupakan bunga yang dapat dengan mudah kita temui sebagai bunga hias. Keduanya dapat dengan mudah tumbuh di berbagai type tanah. Bentuk bunganya sederhana, berwarna-warni, namun cantik dan punya banyak manfaat. Keduanya dapat digunakan sebagai bahan obat herbal mulai menurunkan demam, mengatasi susah buang air kecil, mengatasi luka bakar, mengatasi tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah, mengatasi malaria, asma, radang tenggorokan, hepatitis, batuk, pilek, anemia, gondok, bisul, borok, disentri, muntaber, panas dalam, melancarkan haid hingga mengatasi berbagai macam kanker seperti kanker rahim, kanker payudara, kanker usus, dan kanker darah (leukemia). Manusia seyogyanya juga dapat mengambil pelajaran dari bunga-bunga ini, untuk menjadi pribadi yang sederhana namun banyak memberikan manfaat kepada sesamanya.

                                      Gambar 9. Bunga Tapak Dara dan Bunga Kertas (foto koleksi pribadi)

Gelombang Cinta. Sekitar tahun 2009 di Indonesia sempat dihebohkan dengan fenomena tanaman hias gelombang cinta ini. Pada saat itu, yang memiliki tanaman gelombang cinta ini seakan mendapatkan durian runtuh, karena harganya yang naik secara fantastis. Karena permintaan yang semakin meningkat, banyak orang berbondong–bondong membudidayakan tanaman ini dengan tujuan sebagai penghias rumahnya sendiri maupun untuk tujuan dijual kembali karena memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tanaman gelombang cinta pun pun menjadi primadona. Orang merawatnya dengan sungguh-sungguh, bahkan ada yang rela memandikan helaian daunnya dengan cairan susu.

Namun seiring berjalannya waktu, pesona tanaman gelombang cinta kian memudar. Keberadaannya mulai ditinggalkan, bahkan tak sedikit pemilik yang meninggalkannya terbengkalai. Dari sini kita dapat belajar untuk tidak sekedar menjadi Sang Fenomenal, hanya menjadi viral sesaat kemudian tenggelam. Jika ingin terus diingat, kita harus menghasilkan karya yang membawa manfaat bagi sesama. Salah satunya mungkin dengan berbagi ilmu yang kita punya. Berbagi ilmu bisa dengan cara mengajarkannya secara langsung dalam posisi guru-murid, atau secara tidak langsung melalui tulisan. Hhmmmm…aku jadi teringat sepenggal tulisan dari penulis kenamaan Pramoedya Ananta Toer yang menyebutkan bahwa sepandai apapun kita, jika kita tidak menulis, maka kita akan hilang dari peradaban. Maka jika ingin hidup selama seribu tahun, menulislah…
Gambar 10. Gelombang Cinta (foto koleksi pribadi)

Teratai. Teratai adalah salah satu bunga yang menjadi vavoritku. Bunga ini tumbuh dalam lumpur dan mekar diatas air. Bunganya mempunyai aroma harum. Tumbuh luruh di permukaan air dengan daun yang melebar sejajar dengan air. Panjang tangkai tergantung dari kedalaman air, mulai dari 10 – 200 cm berbentuk bulat panjang. Diametar bunga tergantung dari jenisnya, mulai 10cm–20cm. Benangsari yang berwarna kuning akan terlihat memenuhi bagian kelopak yang mempunyai warna beragam, mulai dari putih, biru, merah, merah muda, dan ungu.

Bunga Teratai adalah bunga yang memerlukan lumpur dan air untuk tumbuh dan berkembang, akan tetapi ia tidak akan tenggelam ke dalamnya. Bunga ini hidup di atas air yang tenang dan kotor, dimana banyak serangga dan sumber penyakit hidup. Daunnya yang besar terapung di atas air dan seringkali dijadikan tempat loncatan katak.

Dengan kondisi sedemikian kotornya, orang akan menganggap bunga teratai sebagai bunga yang tidak berharga dan kotor, yang tidak pantas untuk diraih karena demikian kotornya tempat ia hidup. Akan tetapi, bertolak belakang dengan kenyataannya, bunga teratai tetap tampil dengan keanggunan bunganya yang sangat menawan bagi yang melihatnya. Dia hidup penuh keindahan dan kebersihan tanpa dipengaruhi oleh lingkungannya yang kotor. Betapapun kotornya tempat dia hidup, tapi keindahannya tetap terjaga dengan baik bahkan menambah keindahan pula bagi lingkungan di sekitarnya.

Begitu juga kehidupan kita sebagai manusia. Manusia dilahirkan sebagai makhluk dengan keindahan dan kesempurnaan yang memiliki keinginan atau hasrat untuk berkembang kearah lebih maju.

Jenis bunga teratai ada beberapa macam, sesuai warna kelopak bunganya. Ada yang putih yang melambangkan kesucian, biru yang melambangkan ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan kecerdasan. Ada pula teratai merah yang menjadi simbol cinta, kasih sayang, keaktifan, nafsu dan emosi lain yang terkait dengan hati. Sementara itu teratai merah muda sering dikaitkan dengan dewa tertinggi, Sang Buddha sendiri. Yang terakhir adalah teratai ungu yang dikenal sebagai mistik teratai, yang seringkali digambarkan sebagai sebuah kuncup.

Bunga teratai adalah bunga nasional di India, karena dianggap sebagai simbol dari Kebenaran, Kesucian dan Keindahan (Satyam-Shiwam-Sundaram).

Gambar 11. Bunga Teratai Merah Muda (foto koleksi pribadi)

Sebenarnya masih banyak bunga yang ingin aku ceritakan. Seperti bunga-bunga cantik yang banyak kutemui di taman sekolah tempatku mengabdikan diri sebagai pendidik. Tapi karena keterbatasan pengetahuanku, aku tak dapat menyebut dengan tepat nama dari setiap bunga itu. Seperti bunga cantik yang satu ini, yang setelah aku googling (mungkin) namanya adalah Anthurium (yang merah) dan Spathiphyllum (yang putih). Memang bunga kebanyakan akan menampilkan sosok terbaiknya sebelum ia kemudian layu dan berguguran. Manusiapun seharusnya seperti itu. Selagi masih ada kesempatan, sudah sepantasnya kita memberikan manfaat yang sebesar-besarnya demi kemaslahatan umat manusia sebelum batas “waktu” menjemput kita.

                    Gambar 12. Bunga Anthurium dan Spathiphyllum (foto koleksi pribadi)

Apapun bunga yang kita temui, sejatinya secara kodrati bunga memiliki penampakan yang elok untuk dikagumi. Penampilannya kerapkali menginspirasi manusia untuk menghasilkan karya seperti bunga tiruan dan kuliner berbentuk bunga yang tentunya juga akan sedap dipandang mata. Apapun bentuknya, ungkapan “Say it With Flower” sepertinya masih sangat layak untuk diucapkan…

                Gambar 13. Bunga Tiruan dan Puding berbentuk bunga (foto koleksi pribadi)

Terakhir, jika kita melihat bunga yang jatuh berguguran meskipun secara fisik mereka masih tampak segar dan cantik, seharusnya kita berpikir bahwa kita pun bisa saja bernasib seperti bunga-bunga tersebut. Maut datang tidak mengenal waktu. Ia menghampiri siapa saja yang memang jatah waktunya hidup di dunia ini telah habis.

Gambar 14. Bunga yang jatuh berguguran (foto koleksi pribadi)

Sungguh apabila kita peka dan menggunakan mata hati kita untuk melihat sekitar, sebenarnya ada banyak pesan yang dititipkan Sang Maha Pencipta di dalam setiap ciptaanNya. “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah” , demikian arti dari QS. Al Haj : 73. Dari ayat tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa sesungguhnya Allah telah memberikan begitu banyak hal untuk digali lebih lanjut untuk selanjutnya dikembangkan menjadi berbagai ilmu yang berguna bagi perkembangan peradaban manusia. Semoga saja kita senantiasa mampu mengambil ibroh dari setiap ciptaanNya, Aamiin…

#Semua foto dalam tulisan ini diperoleh dari taman sekolah dan lingkungan sekitar penulis

Posting Komentar

0 Komentar