Rasanya lama sekali
tidak mengunjungi blog ku ini, meski sebenarnya ada begitu banyak hal yang ingin
kutuangkan kedalam tulisan, namun kesibukan lainnya telah menyita perhatianku.
Hari ini kerinduanku pada blog ini tak lagi dapat kubendung…
Berawal dari
perjumpaanku dengan sebuah makhluk Tuhan yang demikian menginspirasiku pagi
ini. CAPUNG. Ya, capung! Makhluk
yang fosil tertuanya diperkirakan hidup pada 320 juta tahun yang lalu ini
dikatakan tidak mengalami proses evolusi. Struktur fisik capung yang ditemukan
waktu itu jika disandingkan dengan capung masa kini tidak ada perbedaan. Tentu
saja hal ini patut membuat kita bertanya-tanya akan Teori Evolusi Darwin yang
tertuang dalam bukunya “On the Origin of Species” yang menyatakan bahwa organisme
berubah dari waktu ke waktu sebagai akibat dari perubahan sifat fisik atau
perilaku yang dapat diwariskan.
Capung yang termasuk
dalam kelas insecta ordo ordonata terdiri dari sekitar 5000 spesies di seluruh
dunia. Binatang ini telah menginspirasi para ahli penerbangan sejak manusia
mencoba penerbangan pada sekitar seabad yang lalu. Bahkan perusahaan komputer
ternama IBM telah memuat gambar-gambar capung dalam komputer khusus untuk
kemudian merancangnya menjadi desain helikopter Sikorsky.
Capung memiliki sayap
yang tertata diagonally yang memungkinkannya melakukan manuver dengan sangat
cepat. Kecepatan terbangmya bahkan dapat mencapai 50 km/jam. Saat posisi
tubuhnya berubah selama penerbangan, rambut-rambut diantara badan dan kepalanya
akan terangsang dan sel-sel saraf pada akar rambut ini akan mengirimkan
informasi ke otot-otot terbang capung tentang posisinya di udara. Sebagai
akibatnya, secara otomatis capung akan mengatur jumlah dan kecepatan gerak
sayapnya sehingga dalam manuver yang paling sulit sekalipun capung tidak akan
kehilangan arah dan kendali. Mungkin hal inilah yang menyebabkan capung dapat
menghindar seandainya ia bertabrakan dengan mobil sekaligus menghindari
pemangsa semacam burung pada saat yang bersamaan.
Satu lagi teknologi
superhebat yang dimiliki oleh capung adalah matanya. Capung memiliki kurang
lebih 30.000 mata mikro dan setiap mata ini mengarah ke titik yang berbeda.
Setiap informasi dari mata-mata mikro ini akan diteruskan ke otak yang akan
mengolahnya seperti komputer. Di bagian depan mata capung terdapat garis
horisontal maya pada posisi tetap. Berapapun sudut kemiringan terbang, ia akan
selalu memposisikan kepalanya sejajar dengan garis horisontal ini. Teknologi
ini kemudian diadaptasi oleh para ahli penerbangan menjadi sebuah teknologi
canggih yang diberi nama Giroskop.
Sejauh ini aku masih
hanya sebatas bisa berucap Subhanallah…, sungguh capung telah dicipta oleh Dzat
Yang Maha Sempurna sehingga sudah selayaknya kita mengambil ibroh darinya.
Sebagaimana yang tertuang dalam Al Qur’an surat Al Haj ayat 73 yang lebih
kurang artinya adalah sbb : “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka
dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain
Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka
bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah”.
Selain menjadi
inspirator di dunia penerbangan, ternyata capung dapat juga dijadikan sebagai
indikator tingkat kebersihan air di suatu kawasan. Hal ini dikarenakan capung
hanya akan hinggap di air yang bersih untuk meletakkan telur-telurnya.
Telur-telur ini akan tumbuh menjadi larva yang akan hidup selama lebih kurang 3
tahun. Selama menjadi larva, capung memakan plankton yang hidup di air.
Selanjutnya larva capung akan bermetamorfosis menjadi capung dewasa yang
bersayap dan hidup selama beberapa minggu untuk menemukan pasangan agar bisa
melangsungkan perkawinan.
Capung terkenal
sebagai hewan yang romantis. Di saat sang betina sibuk mencari tempat untuk
meletakkan telur-telurnya maka sang jantan akan melindunginya, bahkan akan
mengorbankan dirinya seandainya ada predator yang datang, seperti burung misalnya.
Oh so sweet….. jadi seandainya selama ini merpati yang dijadikan sebagai ikon
kesetiaan di wedding card, perlu dipertimbangkan pula untuk memasukkan capung
sebagai nominator… Hehehehe….
Hhhmmmm begitu banyak
hal dari diri capung yang bisa dijadikan inspirasi. Inspirasi, apa sih
sebenarnya inspirasi?? Inspirasi mungkin bisa disamakan dengan ilham, ilham
yang datang pada pikiran manusia dan pada akhirnya melekat pada jiwa atau
hatinya. Inspirasi biasanya datang ketika ada rangsangan dari luar diri
manusia, muncul setelah kita melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu
terutama sesuatu yang menyentuh hati. Secara umum dapat diartikan bahwa
inspirasi adalah suatu proses yang mendorong manusia untuk melakukan suatu
tindakan yang kreatif. Inspirasi terkait erat dengan pemodelan.
Inspirasi bisa didapat dari mana saja. Seorang guru olah raga bisa saja terinspirasi untuk melakukan teknik pengajaran tertentu setelah melihat tayangan Asian Games di televisi. Atau seorang penulis sejarah bisa saja terinspirasi oleh lagu "Stasiun Balapan" nya Kang Didi Kempot. Pun dengan seorang guru matematika yang terinspirasi menjadi seorang penulis setelah mengamati aktivitas di warung kopi milik bapaknya.
Lalu apa bedanya
dengan motivasi. Motivasi mungkin dapat diartikan sebagai suatu proses yang
mendorong atau mempengaruhi seseorang untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Motivasi berasal dari dalam diri seseorang, tidak dapat diberikan, diwariskan,
atau dihadiahkan. Namun inspirasi dapat dijadikan sebagai sebuah motivasi untuk
mencapai tujuan.
Ya, teramat banyak
hal di sekeliling kita yang bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi. Dan aku
mengagumi segala keindahan ciptaan Tuhan. Pelangi, senja, bunga, kupu-kupu,
capung, dan kamu….. Iya, kamu pun adalah sumber inspirasiku. Terimakasih untuk
semuanya…..
Nice day !!!
0 Komentar